Berbaktikepada kedua orang tua membantu meraih pengampunan dosa. Ada seorang lelaki datang menemui Rasulullah sambil mengadu, "Wahai Rasulullah! Aku telah melakukan sebuah perbuatan dosa." Beliau bertanya, "Engkau masih mempunyai seorang ibu?" Lelaki itu menjawab, "Tidak." "Bibi?" Tanya Rasulullah lagi. "Masih." Jawabnya. View ECONOMICS IPEM4425 at Terbuka University. Berbakti Kepada Orang Tua Merupakan Sifat Baarizah (Yang Menonjol) Dari Para Berbaktikepada orang tua merupakan perintah agama yang agung. Berbakti kepada orang tua merupakan perintah agama yang agung. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; REPUBLIKA NETWORK; Tuesday, 27 Zulhijjah 1443 / 26 July 2022. Menu. HOME 1 Adab terhadap ibubapa Konsep Keibubapaan Kasih sayang merupakan tunggak kepada ketenangan hidup dalam keluarga Ibu bapa ialah org yang paling rapat dgn anak-anak dan merupakan org bertanggungjawab mencari nafkah dan mendidik anak hingga dewasa Pengorbanan ibubapa amat besar. Anak wajib taat kepada ibubapa Dalil al-Quran; Maksudnya: Dan Kami BirrulWalidain (Arab: بر الوالدين) adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. VOgw. BERBAKTI kepada orangtua merupakan bagian etika dalam islam. Berbakti kepada orangtua merupakan fardhu wajib ain bagi setiap umat muslim, meskipun orang tua sendiri adalah non muslim. Dalam Islam, ada keutamaan berbakti kepada orangtua dan menjadi salah satu amalan yang mulia. Kita sebagai umat muslim wajib menghormati dan mentaati setiap perintah dari mereka, selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT. Berbakti kepada orangtua merupakan silaturahmi yang paling utama. Berbakti kepada orang tua adalah naluri dan fitrah bagi setiap manusia. Karena dalam setiap jiwanya tertanam rasa cinta dan hormat kepada ibu dan bapaknya. Sebab karena merekalah kita dapat lahir ke dunia. BACA JUGA 10 Hal tentang Pentingnya Berbakti kepada Orangtua Dalam islam juga mengajarkan kita, untuk menghormati orang yang lebih tua dan mencintai orang yang lebih muda usianya. Bukan hanya itu, islam juga menganjurkan dalam setiap kegiatan hendaklah mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya dari kita, karena dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salahsatu bukti mengagungkan Allah SWT. Dan Rasulullah SAW juga mengatakan bahwasannya orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih kecil, mereka bukanlah dari golongan kami. Seperti sabda Rasulullah SAW. Yang di riwayatkan dalam hadis At-Tirmidzi لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا Ada empat macam keutamaan dalam berbakti kepada orangtua, diantaranya sebagai berikut 1. Keutamaan Berbakti kepada Orangtua Amalan yang paling mulia Dalam salah satu hadits shahih yang diriwayatkan oleh sahabat Mas’ud radhiyallahu anhu, Nabi SAW mengatakan berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan amalan ibada yang paling dicintai oleh Allah SWT. Seperti dalam hadits سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قَالَ حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah SWT?”, Rasul menjawab, “Shalat pada awal waktunya.” “kemudian apa lagi?” Rasul menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” “kemudian apa lagi?” Rasul menjawab “Fi Sabilillah.” HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai. BACA JUGA Berbakti Kepada Orang Tua 2. Keutamaan Berbakti kepada Orangtua Sebab diampuninya dosa Allah telah menjanjikan ampunan atas dosa-dosa kepada seorang hambanya yang berbakti kepada orang tua. Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahqaf 15-16 “Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung dan menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia anak itu telah dewasa dan umurnya telah mencapai 40 tahun dia berdoa. Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku bisa dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang engkau ridhai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim’. Mereka itulah orang-orang yang kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan orang-orang yang kami maafkan kesalahan-kesalahannya, mereka juga akan menjadi penghini-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” BACA JUGA Tetap Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal, Ini Doanya 3. Keutamaan Berbakti kepada Orangtua Penyebab masuknya seseorang ke surga Kedua orang tua merupakan salah satu pintu menuju surga, bahkan pintu surga ysng psling pertengahan. Maka berbuat baiklah dan berbaktilah kepada kedua orang tua, karena allah telah menjamin surga untuknya. Foto Freepik Sabda Rasulullah SAW; “Orang tua merupakan pintu surga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut.” HR. Ahmad. 4. Keutamaan Berbakti kepada Orangtua Diberi kemudahan rezeki dan umur panjang Anak yang senantiasa selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya, akan memperoleh keberkahan hidupnya berupa umur yang panjang dan kemudahan rezekinya. Seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib al-ArnauthDari Annas bin Malik radhiyallahu anhu. Rasulullah SAW bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturrahim kekerabatan.” HR. Ahmad. [] SUMBER REDAKTUR SITI JULAEHA Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa akal sehat dan semua agama pasti setuju bahkan menganjurkan orang untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Karena betapa besarnya jasa orang tua yang melahirkan, merawat dan mendidik seseorang hingga dewasa. Di dalam Islam, kedudukan berbakti kepada orang tua bukan hanya sekedar balas budi’, namun juga sebuah amalan mulia yang agung kedudukannya di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perintah Berbakti Kepada Orang Tua Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” QS. An Nisa 36. Perhatikanlah, dalam ayat ini Allah Ta’ala menggunakan bentuk kalimat perintah. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya “Katakanlah “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua..”QS. Al An’am 151. Dalam ayat ini juga digunakan bentuk kalimat perintah. Allah juga berfirman yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” QS. Al Isra 23. Di sini juga digunakan bentuk kalimat perintah. Birrul walidain juga diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ketika beliau ditanya oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu “Amal apa yang paling dicintaiAllah Azza Wa Jalla?”. Nabi bersabda “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi “Lalu apa lagi?”.Nabi menjawab “Lalu birrul walidain”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi “Lalu apa lagi?”. Nabi menjawab “Jihad fi sabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi, nampaknya beliau akan menambahkan lagi HR. Bukhari dan Muslim. Dengan demikian kita ketahui bahwa dalam Islam, birrul walidain bukan sekedar anjuran, namun perintah dari Allah dan Rasul-Nya, sehingga wajib hukumnya. Sebagaimana kaidah ushul fiqh, bahwa hukum asal dari perintah adalah wajib. Kedudukan Berbakti Kepada Orang Tua Sebagaimana telah kami sampaikan, berbakti kepada orang tua dalam agama kita yang mulia ini, memiliki kedudukan yang tinggi. Sehingga berbakti kepada orang tua bukanlah sekedar balas jasa, bukan pula sekedar kepantasan dan kesopanan. Poin-poin berikut dapat menggambarkan seberapa pentingnya birrul walidain bagi seorang muslim. [1] Perintah birrul walidain setelah perintah tauhid Kita tahu bersama inti dari Islam adalah tauhid, yaitu mempersembahkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah semata. Tauhid adalah yang pertama dan utama bagi seorang muslim. Dan dalam banyak ayat di dalam Al Qur’an, perintah untuk berbakti kepada orang tua disebutkan setelah perintah untuk bertauhid. Sebagaimana pada ayat-ayat yang telah disebutkan. Ini menunjukkan bahwa masalah birrul walidain adalah masalah yang sangat urgen, mendekati pentingnya tauhid bagi seorang muslim. [2] Lebih utama dari jihad fi sabililah Sebagaimana hadits Abdullah bin Mas’ud yang telah disebutkan. Juga hadits tentang seorang lelaki yang meminta izin kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk pergi berjihad, beliau bersabda “Apakah orang tuamu masih hidup?”. Lelaki tadi menjawab “Iya”. Nabi bersabda “Kalau begitu datangilah kedunya dan berjihadlah dengan berbakti kepada mereka” HR. Bukhari dan Muslim. Namun para ulama memberi catatan, ini berlaku bagi jihad yang hukumnya fardhu kifayah. [3] Pintu surga Surga memiliki beberapa pintu, dan salah satunya adalah pintu birrul walidain. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” HR. Tirmidzi, ia berkata “hadits ini shahih” [4] Ridha Allah sejalan dengan ridha orang tua Ridha orang tua mendatangkan ridha Allah Ta’ala selama bukan dalam maksiat kepada Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Ridha Allah bersama dengan ridha orang tua, murka Allah bersama dengan murka orang tua” HR. At Tirmidzi. Dinilai hasan oleh Al Albani [5] Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar Betapa pentingnya birrul walidain, sampai-sampai durhaka kepada orang tua dianggap sebagai dosa besar di sisi Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Maukah ku kabarkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” kemudian beliau menyebutkan beberapa hal, salah satunya adalah durhaka kepada orang tua HR. Bukhari dan Muslim [6] Lalai dari birrul walidain, mendapat laknat Allah Suatu ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuat si anak masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua’, maka aku berkata Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, Amin”.” HR. Ahmad. Al A’zhami berkata Sanad hadits ini jayyid Kedudukan Ibu Setelah kita mengetahui betapa pentingnya berbakti kepada orang tua, maka ketahuilah bahwa diantara kedua orang tua, berbakti kepada ibu memiliki keutamaan dan urgensi yang lebih. Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk aku perlakukan dengan baik?”. Nabi menjawab “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi “lalu siapa”. Nabi menjawab “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi “lalu siapa”. Nabi menjawab “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi “lalu siapa”. Nabi menjawab “Ayahmu” HR. Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim, Nabi menjawab “Ibumu, lalu ayahmu, lalu saudara perempuanmu, lalu saudara laki-lakimu, lalu setelahnya, lalu setelahnya”. Ini semua menunjukkan kedudukan ibu lebih utama untuk ditunaikan haknya dan berbakti kepadanya. Ini juga menunjukkan bahwa sikap terbaik yang kita miliki, hendaknya ditampakkan kepada orang tua kita terutama kepada ibu. Kesalahan besar jika kita berakhlak baik kepada teman sejawat, atasan, atau rekan kerja namun berakhlak kurang baik terhadap orang tua. Bentuk-Bentuk Berbakti Kepada Orang Tua Sesuai namanya, birrul walidain, maka ia mencakup semua hal yang termasuk al birr kebaikan. Segala bentuk akhlak mulia terhadap orang tua, menjaga mereka, membantu mereka, menolong mereka, membimbing mereka, menasehati mereka jika salah, ini semua termasuk birrul walidain. Namun diantara semua kebaikan, ada beberapa yang lebih ditekankan dalam birrul walidain [1] Ta’at dan patuh Permintaan, perintah, panggilan dan perkataan orang tua hukum asalnya wajib dipatuhi selama dalam perkara yang ma’ruf tidak melanggar aturan agama. Sebagaimana kisah Juraij, seorang ahli ibadah. Suatu ketika Juraij sedang shalat sunnah, ibunya memanggilnya, namun ia tidak memenuhi panggilan ibunya. Hal ini terjadi sampai tiga kali. Hingga ibunya berdoa “Ya Allah jangan matikan ia sampai ia melihat wajah seorang pelacur”. Dan Allah mengabulkan doanya, Allah menakdirkan ia bertemu dengan pelacur yang diutus untuk menggodanya dan akhirnya membuat ia dituduh berzina HR. Bukhari. Dari kisah ini para ulama mengatakan bahwa menaati, memenuhi permintaan dan panggilan orang tua adalah wajib. [2] Bertutur kata yang baik dan lemah lembut Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al Isra 23 Para ulama mengatakan kata ah’ dalam ayat ini adalah contoh bentuk gangguan yang paling ringan. Dalam budaya kita contohnya seperti perkataan huh, aduh, dan semacamnya. Perkataan yang demikian itu teranggap sebagai bentuk durhaka kepada orang tua. Terlebih lagi yang berupa bentakan, atau bahkan celaan dan hinaan kepada orang tua. Wal’iyadzu billah.  [3] Tawadhu’ Seorang anak hendaknya merendahkan dirinya dihadapan orang tua, sekalipun ia orang terpandang atau orang yang memiliki kedudukan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”” QS. Al Isra 24 [4] Memberi nafkah harta bila orang tua miskin Orang tua hendaknya memiliki penghidupan sendiri dari hasil kerjanya. Namun bila ia miskin, ia memiliki hak dari harta anaknya untuk penghidupannya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Engkau dan hartamu adalah miliki ayahmu. Sesungguhnya makanan yang paling baik adalah yang merupakan hasil kerjamu. Dan sesungguhnya harta anak-anakmu juga adalah hasil kerjamu, maka makanlah darinya jangan ragu” HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani. Para ulama menjelaskan hadits ini, bahwa bukan berarti harta anak menjadi milik ayah, namun seorang anak hendaknya tidak keluar dari pendapat ayahnya dalam penggunaan harta Fiqhut Ta’amul, 130 Demikian paparan yang singkat ini. Semoga menggugah hati kita bahwa selama ini salah satu kunci surga ada di dekat kita, yaitu orang tua kita sendiri. Semoga Allah menolong kita untuk menjadi anak yang berbakti kepada mereka dan mengumpulkan kita bersama mereka di surga-Nya. [Yulian Purnama,

karangan berbakti kepada orang tua